27/07/12

Randomness (Arioka Daiki and Chinen Yuuri)


.
.
Randomness (Arioka Daiki and Chinen Yuuri)
10 songs, 10 stories, 2 people; Arioka Daiki and Chinen Yuuri. Request from: Arioka Natsuko
Arioka Daiki and Chinen Yuuri belongs to Kami-sama, their parents, and Johnny’s Jimusho
All these songs belongs to their singers and composers
Randomness (Arioka Daiki and Chinen Yuuri)—these stupid drabbles belongs to Kagami Hikari
WARNING! Contains: 100% DaiChii, BL NOT yaoi, ABALness, GAJEness, LOCH(?)ness, EPIC FAIL romance.
.
ENJOY!
.
.
1. Snow Song by Hey! Say! JUMP
Baik Daiki maupun Yuuri, keduanya sama-sama menyukai salju di musim dingin. Dan mereka berdua sama-sama menyukai salju musim dingin karena alasan yang sederhana.
Jika alasan Yuuri adalah karena salju itu menyenangkan.
Maka alasan Daiki adalah karena ia senang melihat Yuuri bermain salju.
#AUTHOR’S note: Entah kenapa Author ngerasa kalau lagu ini pas banget buat mereka berdua!
.
2. Nagareboshi by Home Made Kazoku
Banyak orang bilang bahwa bintang jatuh akan mengabulkan harapan kita. Karena itulah malam itu Yuuri langsung memohon pada bintang jatuh yang ia lihat.
‘Kuharap aku bisa bertemu dengan orang yang kucintai dan mencintaiku!’ batin Yuuri
Dan ia tak pernah menyangka permohonannya akan begitu cepat dikabulkan.
Keesokan harinya kedua mata Yuuri langsung tertuju pada sosok pemuda yang baru ia kenal, Arioka Daiki.
#AUTHOR’S note: ....... Author ga tau mau bilang apa...
.
3. Stand By Me by The Brilliant Green
“Jika aku merasa gugup, biasanya aku menggenggam erat jimat yang Kaa-san berikan padaku!” kata Yuuri
“Jimat untuk menghilangkan kegugupan ya...” gumam Daiki sambil memasang pose berpikir. Yuuri mengangguk
Tiba-tiba Daiki menggenggam tangan Yuuri erat-erat. “D-dai-chan?”
“Kau bilang menggenggam erat jimat kan? Buatku jimat untuk menghilangkan kegugupan adalah kamu.” kata Daiki, “Apalagi kalau kau ada di sampingku,”
#AUTHOR’S note: Hahaha macam apa ini?! Daiki gombal!!
.
4. My Everything by Yabu Kouta
“Apa kau mencintaiku?” tanya Yuuri tiba-tiba
Daiki mengangguk, “Un,”
“Apa kau rela melakukan apapun untukku?” Daiki kembali mengangguk, “Meskipun aku mati?”
Kali ini Daiki tak langsung merespon pertanyaan yang diberikan Yuuri. Hingga akhirnya Daiki menggeleng.
“Sudah kuduga, kau memang tidak mencintaiku!” seru Yuuri marah dan berlari menginggalkan Daiki.
“Tunggu!” Daiki menggenggam pergelangan tangan Yuuri, “Kau tidak bertanya padaku tentang alasannya?”
Yuuri menatap Daiki kesal, “Baiklah... memang apa alasanmu?” tanyanya kesal
“Karena aku tidak yakin apakah aku masih akan hidup setelah mengetahui bahwa kau sudah mati.” jawab Daiki, “Karena bagiku, kau adalah segalanya...”
#AUTHOR’S note: Pasaran kah? Hehehe gomenasai... Tapi Daiki ngegombal ah!
.
5. Infinity by Hey! Say! JUMP
Dua buah pertanyaan membuat Arioka Daiki dan Chinen Yuuri sedikit bingung.
“Seberapa besar cinta yang kalian miliki? Dan seberapa lama cinta itu mungkin akan terus ada?”
Bagi Daiki dan Yuuri cinta adalah sesuatu yang tak bisa dihitung dengan apapun. Jadi jawaban mereka berdua sama, “Sangaaaaaaaat besar!”
Dan untuk menjawab pertanyaan kedua, jawaban mereka pun sama, “Selama-lamanya,”
#AUTHOR’S note: Ga jelas ya? Gomenasai...
.
6. Unmei by Saeki Taisuke and Matsumoto Shinya
Yuuri mengelap air mata yang sudah mengalir deras saat melihat sosok yang berbaring di kasur itu membuka matanya. “Dai-chan!”
“Chii?” tanya Daiki lemah
“Kau membuatku cemas! Aku pikir kau akan mati!” Yuuri memeluk Daiki yang masih berbaring
“Tidak.” Daiki menggeleng, “Aku tahu aku masih akan hidup, karena takdirku adalah bersamamu,”
#AUTHOR’S note: Daiki ngegombal lagi! XD Entah kenapa rasanya lucu!
.
7. Weeek by NEWS
Setiap hari Yuuri selalu teringat pada Daiki.
Setiap minggu ada 7 hari yang berbeda.
Artinya berapa kali Yuuri memikirkan Daiki selama seminggu?
Entahlah, Yuuri sendiri bahkan tak bisa menghitungnya
#AUTHOR’S note: Satu lagi drabble ga jelas!
.
8. HA-RU-NA-TSU-A-KI-FU-YU by Ya-Ya-Yah – Arioka Daiki’s POV
Haru, bagiku senyum Chii selalu terlihat seindah bunga sakura yang mekar di musim semi.
Natsu, bagiku tawa Chii selalu terlihat secerah sinar matahari di musim panas.
Aki, bagiku suara Chii selalu terdengar semerdu angin yang berhembus di musim gugur.
Fuyu, bagiku tatapan Chii selalu terlihat selembut salju yang turun di musim dingin.
#AUTHOR’S note: Macam apaaa?! Entah kenapa jadinya malah gini...
.
9. Eyes on Me by Faye Wong
Daiki tersenyum pada dirinya sendiri. “Hei, kenapa kau senyum-senyum sendiri terus?” tanya Hikaru
“Tidak apa-apa kok!” Daiki menggeleng.
Di sudut lain ruangan itu, Yuuri tengah memandangi Daiki diam-diam. Tapi Yuuri tak pernah mengetahui bahwa sebenarnya Daiki sudah menyadari hal itu sejak tadi.
#AUTHOR’S note: Ada yang ga ngerti? Maklum... ini emang rada ga jelas... Jadi maksudnya tuh Daiki seneng gitu diliatin sama Yuuri
.
10. Four Seasons by Namie Amuro – Chinen Yuuri’s POV
Hal yang kusukai di musim semi adalah bunga sakura yang bermekaran.
Hal yang kusukai di musim panas adalah bermain di pantai sambil menikmati sinar matahari.
Hal yang kusukai di musim gugur adalah pemandangan yang bernuansa jingga.
Hal yang kusukai di musim dingin adalah salju yang bisa kupakai bermain.
Tapi dari keempat hal berbeda di tiap musim itu, yang paling kusukai adalah melewati keempat musim itu bersama Daichan.
#AUTHOR’S note: Perasaan Author atau emang mirip sama yang Weeeek?
.
.
.
OWARIga kieien wo, kanjiteta you and I...

23/07/12

Iseng-iseng Berhadiah is Back!

Postingan kelima dari Iseng-iseng Berhadiah series nih! Buat yang mungkin kepo sama yang sebelumnya, douzo... Iseng-iseng Berhadiah, Another Iseng-iseng Berhadiah, Iseng-iseng Berhadiah, Nih!, Lagi-lagi Iseng-iseng Berhadiah


Yak, DaiChii dari Scrap Teacher! 


Cuma masukin lirik lagu One Lovenya Arashi. Hahaha 裕翔好き!!>w<




Satu gambar jadi tiga.. Hahahaha maruk nih! Yah, maklum, lagi suka Yugo-chan sih!
Buat gambar yang kedua sih based on Snow Song and Together Forever's lyrics!


Yak, anak-anak udah main selingkuhan aja nih! Setuju tuh sama Wakiyama! Hahaha berarti ada pairing SouMariKura sama mungkin ShouriSane?


Oke, alay detected!







Bagaimana kah akhir ceritanya? Apakah MatsuJun benar-benar tidak diajak main? Atau mereka malah beneran ga jadi main?

SILAKAN TEBAK SENDIRI!










HP woy!

Yak, setelah lama banget ga cerita apapun, akhirnya aku mau ngepost cerita tentang aku sendiri nih! Bukan tentang mimpi, kali ini tentang kenyataan senyata-nyata.

Awal ceritanya sih gara-gara layar HP aku entah kenapa error gitu, pokoknya tampilannya jadi kaya TV semutan deh. Sebenernya udah dari beberapa minggu lalu, pas aku sama Ima, Opal, Djodi, Ali, Isfan ke Maribaya, tapi berhubung balik lagi jadi normal, aku hanya bilang aja ke mama dan ga ngerequest buat ganti HP. Tapiiii beberapa hari yang lalu HP aku 'kambuh' lagi dan belum sembuh-sembuh (bahkan sampai sekarang). Tadinya sih pengen sekalian diservice sama HP kakak aku yang kebetulan rusak juga. Tapi aku baru inget kalau aku lagi jadi CP buat anak-anak yang mau daftar NIJI. Kalau HP aku diservice dua minggu, terus nanti gimana kalau ada anak-anak kelas 10 yang ngeSMS aku? Dan gara-gara itu HP aku ga jadi diservice.
Gara-gara belum bener juga dalam waktu dua hari, akhirnya aku juga ngerequest ganti HP (aku bilang 'juga' soalnya kakak aku juga mau beli HP). Akhirnya aku sama mama dan kakak pergi ke BEC buat liat-liat. Yah, sebenernya aku sih sebelum liat-liat udah ngeceng Sony Xperia atau Nokia Lumia.
Pas di tokonya, ternyata Xperia U lagi diskon. Yang harusnya hampir 3 jutaan, jadi cuma 2,5 juta. Dan kebetulan kakak aku juga pengen beli Lumia yang didiskon jadi segituan kira-kira harganya. Rencananya sih aku sama kakak aku ngeSMSin HP yang dikeceng ke ayah aku, terus nanti ayah aku bakal beli di temennya (lebih murah dari di toko katanya).
TAPI ternyata ga boleh Xperia sama Lumia. Kemahalan, katanya. Ah, ya udah akhirnya batal beli HP.

Kemarin, tiba-tiba mama ngajak ke BEC, mau beli HP katanya. Aku sih seneng-seneng aja, tapi yah tetep aja sih magak males soalnya harus nyari lagi HP yang lebih murah (soalnya kata ayah aku sih budgetnya kurang lebih 3 juta berdua). Buset dah 3 juta bagi dua? LOL banget. Akhirnya sih setelah liat ke sana-sini, aku milih beli Samsung Galaxy Mini 2.

Untungnya berhasil beli HP baru, tapi masalahnya semua kontak aku ada di memori HP yang lama dan HP yang lama masih belum sembuh!

20/07/12

Sexy Zone - Kaze wo Kitte Lyrics


Saa atsui koe wo
Saa moeru omoide

Kaze wo kitte kitte kaze wo kitte yuku yo
Kokoro wa ima bokutachi no tsurugi ni naru nda

Dame na tokoro kurai
Wakatteru
Sugu ni akirameta me de
Minai de yo

Hitotsu hitotsu
Dekiru koto wo
Tsunaide yukeba
Ase mo kizu mo namida sae mo
Owaranai yume ni naru

Kaze wo kitte kitte kaze wo kitte yuku yo
Kokoro wo ima sabinai tsurugi ni shite
Ai wo motto motto kirihiraite yuku yo
Tsuyoku omou kono ippo kara michi wa dekiru

Makeru kuyashisa nara
Shitteru sa
Mucha ga dekiru yuuki wa
Nakushitakunai

Nan no tame ni
Umareta no ka
Kotae wa itsumo
Mogaki nagara mayoi nagara
Mae muite sagashiteru

Kaze wo kitte kitte kaze wo kitte yuku yo
Kokoro wo ima orenai tsurugi ni shite
Ai wo zutto zutto mamorinuku tame ni
Mukaikaze ni tachimukau chikara ga aru nda

Saa atsui koe wo
Saa moeru omoide

Kaze wo kitte kitte kaze wo kitte yuku yo
Kokoro wo ima sabinai tsurugi ni shite
Ai wo zutto zutto mamorinuku tame ni
Tsuyoku omou kono ippo kara michi wa dekiru
Faraway So Faraway Faraway

Sexy Zone - Sexy Zone Lyrics


-Sora ni kazashita tenohira-

Ima umareta kono jidai no naka de
Bokura hikari sagashiteiru
Moshi hekondemo tachidomare ya shinai
Datte (datte) toki wa (toki wa) susundeku kara

Mada dare ni mo itte nai yume
Kokoro ni aru yo
Bokura wa bokura nari
Kangaeteru

Chikyuu wa itsudemo mawatteru
Hyakukyuujuugokka koku no yume wo nosenagara
Mairudo mo chikyuu no uragawa ja
Wairudo ni naru yo
Jidai wo tsukurou Sexy Zone

Tsugi docchi no michi wo yukeba ii ka
Mayou toki ga hotondo dakedo
Demo nayandara (demo nayandara) jibun shijiteku dake
Hito no (hito no) sei ni (sei ni) shitakuwanai kara

Otona no kimeta yarikata
Sore ga seikai na no?
Bokura wa bokura nari
Kangaeteru

Taiyou ga higashi ni noboru toki
Hora chikyuu mo mawaru bokura nosenagara
Sexy jidai wo tsukuridasu
Atarashii age e
Koko kara hajimaru Sexy Zone

Dou sureba yume wa kanau no kana?
Shinjite ashita e aruki dasu

(Sexy Rose)

Chikyuu wa itsudemo mawatteru
Hyakukyuujuugo kakoku no yume wo nose nagara
Mairudo mo chikyuu no uragawa ja
Wairudo ni naru yo
Jidai wo tsukurou Sexy Zone

-Sora ni kazashita tenohira-
-Sora ni kazashita tenohira-

18/07/12

Difference Between Fanservice and Real Action



.
.
Difference Between Fanservice and Real Action
A Hey! Say! JUMP fanfic—Fanservice memang hal yang biasa, namun bagaimanakah sebenarnya perasaan mereka tentang fanservice? Apalagi jika menyangkut orang yang mereka sayangi. OkaJima and YamaChii.
All Hey! Say! JUMP’s members belongs to Kami-sama, their parents, and Johnny’s Jimusho
Difference Between Fanservice and Real Action belongs to Mochiraito
WARNING! Contains: OkaJima and YamaChii , Sho-ai NOT yaoi, OOCness, ABALness, GAJEness, LOCH(?)ness, EPIC FAIL romance.
This fanfiction is based on REAL fanservices at JUMPing Tour 08-09 and Mochiraito’s IMAGINATION.
DON’T LIKE DON’T READ!
.
ENJOY!
.
.
.
Okamoto Keito and Nakajima Yuto’s story
“Kau tahu, apalah artinya sebuah fanservice jika dibandingkan dengan real action?”
“I AM A BOY!”
“Kuharap itu bukan fanservice.”
.
.
“Sousa kirei kirei kirei na hodo,”
Konser JUMPing Tour 08-09 masih terus berlanjut. Kali ini menampilkan Nakajima Yuto yang menyanyikan lagu solonya, Uruwashi no Badgirl, ditemani dengan iringan gitar yang dipetik sahabatnya, Okamoto Keito.
“Ikusen no toge wo kakushiteru yo...”
Suara merdu Yuto masih mengalun bersama alunan suara gitar Keito. Mereka berdua berjalan semakin dekat ke tengah panggung utama. Keito ikut menyanyikan baris-baris terakhir lagu itu meskipun tahu penonton tak akan mendengar suaranya tanpa kehadiran microphone. Ia amat menikmati penampilan ini dan ia menoleh ke arah sahabatnya, Yuto.
“Kimi wa,” ia sadar telunjuk Yuto mengarah padanya saat mengatakan dua kata itu. “Uruwashi no Bad Girl!”
Dan mereka berdua pun mengakhiri lagu itu.
.
(backstage)
Yuto sibuk mengelap keringat yang mengucur deras dari dahi dan lehernya. Keito pun melakukan hal yang sama namun kedua onyxnya tak bisa lepas dari teman segrupnya yang satu itu.
“Okamoto-san, douzo.” salah satu kru menawarkannya sebotol minuman
“Arigatou gozaimasu.” ia mengambil botol itu dan tanpa pikir panjang langsung menenggak isinya. Tatapannya tidak pernah terlepas dari sahabatnya, Yuto.
“Hoi Keito, kalau tidak cepat-cepat ganti baju nanti tidak sempat lho!”  seruan Yuto menyadarkan Keito dari lamunan singkatnya. Keito hanya diam menatap pemuda yang lebih tinggi darinya itu. “Dengar,” kata Yuto. Keito diam mendengarkan. Ah, tentu saja! Ini suara Yamada yang sedang menyanyikan bagian terakhir dari lagu solonya, Perfume. Dan ia tahu ia harus tampil lagi di lagu selanjutnya yang akan dibawakan Hey! Say! 7, sub-grup dari Hey! Say! JUMP.
Tanpa basa-basi lagi, Keito langsung mengambil baju yang sudah ditaruh di sebuah gantungan dan mengganti setelan jaket dan celana panjang putih-birunya denga sebuah kaus tanpa lengan berwarna hitam dan baju lain yang berwarna kuning-ungu.
.
Suara musik dan gemuruh suara penonton memenuhi pendengaran kesepuluh anggota Hey! Say! JUMP yang sedang menyanyikan lagu mereka yang berjudul Bouken Rider. Semangat masih tampak jelas di kesepuluh wajah tampan mereka, meskipun tak dapat diingkari begitu banyak tetesan peluh yang tampak. Semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi fans-fans mereka masih berkobar kuat dalam diri mereka.
“..Niji wo tobikoete iku yo!” Mereka menggerakan tangan kanan mereka dalam gerakan melingkar sambil menyanyikan kalimat itu. Senyum pun tak pernah mau lepas dari bibir mereka.
“Taiyou e, Let’s fly with sky rider!” Lompatan penuh semangat pun mengakhiri lagu itu.
Tak lama terdengarlah bagian intro dari single pertama grup Hey! Say! 7, Hey! Say! Penonton tak memalingkan wajah mereka barang sedetikpun dari panggung tempat kesepuluh anggota boyband yang sedang naik daun itu.
Pemuda terjangkung di Hey! Say! 7—Yuto, menatap pemuda termungil di Hey! Say! 7—Yuuri. Dan keduanya berjalan mendekat sambil merentangkan kedua tangan mereka seakan-akan meminta pelukan dari lawannya. Tubuh mereka semakin mendekat dan Yuto pun membungkuk, mendekatkan wajahnya pada wajah member Hey! Say! JUMP yang lebih muda beberapa bulan darinya itu. Jeritan histeris penonton semakin membahana menatap adegan itu. Tapi kedua pemuda itu segera menjauhkan tubuh mereka dan tersenyum polos. Tentu saja itu hal yang biasa, namanya juga cuma fanservice. Tak ada satu pun yang menyadari dua pasang onyx yang tengah mencuri-curi pandang kepada dua orang itu. Kemudian mereka pun menyanyikan lagu Hey! Say! yang disambut meriah oleh para penonton.
.
2 hours later
Kesepuluh anggota Hey! Say! JUMP kini telah melepas kostum konser mereka dan menggantinya dengan pakaian biasa. Rencananya mereka akan makan-makan untuk merayakan suksesnya konser ini. Namun tampaknya mereka belum akan berangkat sebentar lagi, masing-masing masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri-sendiri.
Keito terlihat sedang duduk di sebuah kursi dan tampaknya ia sedang sibuk dengan keitainya—atau tampaknya ia ingin terlihat sedang sibuk dengan keitainya. Ia hanya tidak ingin orang lain tahu bahwa ia memerhatikan seseorang sedari tadi. Tentu saja, sedari tadi sepasang onyxnya tak henti-hentinya mencuri-curi pandang ke arah sahabatnya, Yuto.
“Keito! Sedang kirim mail ya?” tanya anggota termuda Hey! Say! JUMP, Morimoto Ryutaro.
“Ah, apa? Eh iya...” Keito buru-buru berpura-pura mengetikkan sesuatu.
“Uso... Aku tahu kok dari tadi matamu melihat Yuto terus~” Ryutaro menusuk-nusuk pipi Keito, “Ya kan~?”
“Chigau!” pemuda yang lebih tua berusaha menepis telunjuk pemuda yang lebih muda.
“Hontou? Pipimu memerah looh...” serangan pemuda bermarga Morimoto itu semakin bertubi-tubi karena kali ini bukan hanya telunjuk tangan kanannya saja yang menyerang pipi Keito, tapi telunjuk kirinya kini ikut andil dalam penyerangan itu. “Tenang saja, aku tidak akan bilang siapa-siapa kok soal itu~”
“Urusai!” Keito masih berusaha menepis dua telunjuk milik Ryutaro.
“Hahahahahaha...” pemuda yang lebih muda dua tahun darinya itu pun tertawa melihat Keito yang sudah jelas terlihat salah tingkah dan malu-malu. Sayangnya baik Keito maupun Ryutaro tak ada yang menyadari sepasang onyx lain yang menatap mereka dan tak lama bibir pemilik kedua onyx itu mengembangkan senyum pahit.
.
“Minna, ikuzo!” seru Hikaru melemparkan tinjunya ke udara dengan penuh semangat.
“Yooo!” sahut beberapa anggota Hey! Say! JUMP tak kalah semangat dari anggota yang bergigi gingsul itu.
“Aku ke toilet dulu,” kata Yuto buru-buru sebelum berlari meninggalkan kesembilan orang anggota segrupnya yang lainnya.
Keito merapatkan mantelnya. Tangannya merogoh ke dalam saku mantel biru tuanya, mencoba mencari eksistensi benda padat berbentuk persegi panjang—keitainya. Tidak menemukan tanda-tanda keberadaan keitainya di saku kanan, Keito ganti merogoh saku kirinya. Namun tampaknya keitainya itu memang tidak berada di saku mantelnya.
“Keito, doushita?” tanya Daiki.
“Sepertinya keitaiku tertinggal di ruang ganti. Akan kuambil dulu.” dan pemuda bermarga Okamoto itu berlari kembali ke ruang ganti mereka.
.
Pintu ruang ganti Hey! Say! JUMP terbuka tanpa suara dengan mulus. Dengan sedikit terburu-buru, Keito masuk ke dalam dan ia sedikit kaget mendapati lampu ruangan itu masih menyala terang. Seingatnya orang terakhir yang keluar dari ruangan ini, Yuya, sudah mematikan lampunya. Ia mengangkat bahunya dan mulai mencari keitainya di meja-meja maupun kursi-kursi yang ada.
“Keito?” Sebuah suara yang memanggil namanya membuat pemuda bermarga Okamoto itu menoleh ke arah sumber suara. “Yuto?”
Sang pemilik nama melemparkan cengiran yang biasa terpampang di bibir tipisnya namun entah kenapa cengirannya itu tak tampak seperti biasanya, “Apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku mencari keitaiku,” jawab Keito. “Kau sendiri?”
“Tidak ada,” jawab pemuda jangkung itu sekenanya. “Oh iya, keitaimu ada di dekat tasku di sana,” telunjuk Yuto mengarah pada sebuah tas berukuran sedang yang ditaruh di atas sebuah meja. Di sampingnya tergeletak keitai bercasing biru tua.
“Arigatou gozaimasu,” kata Keito singkat tanpa menatap lawan biacaranya. Jujur saja ia tak mampu menatap mata pemuda yang lebih tinggi darinya itu. Ia yakin wajahnya akan memanas bila ia menatap wajah Yuto, terutama tatapan tajam milik pemuda itu. Ternyata Yuto pun melakukan hal yang sama, ia sama sekali tidak menatap pemuda yang merupakan sahabatnya itu. Ia hanya melempar pandang pada dinding ruangan tempat mereka berada.
Tangan kanan Keito sudah menggenggam knop pintu, siap memutarnya ketika suara Yuto kembali menghentikan langkahnya, “Kenapa kau tidak bersama Ryuu?”
Keito tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia menggenggam knop pintu itu erat-erat. Ia kesal mendengar pertanyaan itu dilontarkan Yuto dengan nada yang begitu datar—ah tidak, itu bukan nada yang datar tapi nada yang dingin.
Pemuda yang lebih tua membalikkan tubuhnya, “Kenapa kau tidak bersama Chinen?” balasnya ketus
Yuto pun sama, tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Ia menundukkan kepalanya dan menghela nafas keras-keras. “Kau marah melihat fanservice kami saat lagu Hey! Say! kan?”
Pemuda bermarga Okamoto itu memalingkan wajahnya, “Iie,” jawabnya.
“Uso,” pemuda yang lebih tinggi itu menghampiri lawan bicaranya lalu dengan perlahan melingkarkan kedua tangan pada pundak pemuda yang lebih tua darinya. “Kau tahu, apalah artinya sebuah fanservice jika dibandingkan dengan real action?” Keito tidak menjawab pertanyaan itu. Yuto menarik tubuh yang masih dalam pelukannya itu menjauhi pintu.
“Kau ingat kan saat kita berdua menyanyikan lagu Uruwashi no Bad Girl?” otak Keito dengan cepat memproses memorinya saat ia dan Yuto menyanyikan lagu itu. Ia masih ingat gemerlap lampu panggungnya, ia masih ingat gemuruh teriakan penonton, ia masih ingat suara merdu Yuto. Dan ia masih ingat telunjuk Yuto yang mengarah padanya.
“I AM A BOY!” dengan kesal Keito membalikkan tubuhnya dan mengarahkan jempolnya ke dadanya sendiri untuk memberi penekanan pada kalimat yang memang sengaja ia katakan menggunakan bahasa Inggris.
“Aku tahu kok...” Yuto mendaratkan sebuah ciuman singkat di dahi Keito, “Kalau begitu bagaimana kalau lagunya kuubah saja jadi, ‘Kakkoi no Bad Boy’? Apa kau suka?” sebuah cengiran iseng terkembang di bibir tipis Yuto.
“Baka,” gumam pemuda yang lebih tua.
“Biarpun baka, tapi kau tetap suka padaku kan?” Yuto semakin memperlebar cengirannya.
“Sejak kapan cara bicaramu jadi seperti playboy? Jangan bilang Takaki yang mengajarimu,” Keito menatap lawab bicaranya dengan kesal.
“Ne? Memang bukan kok...” jawab Yuto santai.
Kesunyian menyelusup di antara mereka berdua. Masing-masing hanya terdiam tanpa saling mempertemukan kedua pasang onyx mereka.
“Kau tahu, aku juga kesal.” Kata Yuto tiba-tiba. Keito menatap lawan bicaranya tanpa memberikan respon yang berarti dalam ekspresinya, “Aku kesal melihatmu selalu bersama dengan Ryuu. Rasanya kalau dengan Ryuu kau selalu bisa tertawa lepas dan bercanda dengan santai.”
“Apa menurutmu begitu?” Yuto menganggukkan kepalanya kuat-kuat, “Kau tahu kan, aku sudah menganggap Ryuu seperti adikku sendiri...”
“Tapi tetap saja aku kesal!”
Keito menundukkan kepalanya, “Memangnya kau pikir bagaimana perasaanku saat melihatmu bersama Chinen—atau bahkan Raiya?” tanya Keito dengan suara kecil.
Kali ini Yuto terdiam. Tapi kemudian sebuah senyuman lebar muncul di wajahnya dan ia pun mempererat pelukannya pada pemuda yang lebih pendek darinya itu. “Hehehe... Syukurlah... Berarti kita memang masih saling menyayangi ya?” Keito menatap lawan bicaranya dan tersenyum tipis, “Kau benar.”
“Ah, yang lain pasti sudah menunggu kita!” Keito berusaha melepaskan diri dari pelukan Yuto
“Kau benar.” Yuto melepaskan pelukannya dan mengambil tas yang masih ada di atas meja, “Ne, Kei-chan, kau tahu tidak?”
“Nani?”
“Aku senang saat kau memelukku di bagian JUMP Hyakushiki tadi. Apalagi saat kau seperti tidak mau melepaskan pelukanmu!” wajah Keito memerah mengingat apa yang ia lakukan saat konser tadi, “Kuharap itu bukan fanservice...” kata-kata Yuto kontan membuat wajah pemuda yang lebih pendek semakin memerah
“Urusai!”
Yah hal itu mengingatkan Keito tentang hubungannya dengan Yuto yang sudah tidak bisa disebut sebagai sahabat lagi.
.
“Pantas saja mereka berdua lama...” bisik Ryutaro sambil terkikik
“Sst... jangan keras-keras baka!” Hikaru menjitak kepala pemuda yang lebih muda darinya itu.
.
.
Yamada Ryosuke and Chinen Yuuri’s story
“Kalau begitu... apa kau membenciku?”
“Karena banyak sekali fanservice yang kau berikan di konser tadi.”
“Memangnya kapan kita jadian?”
.
.
Penonton berseru histeris melihat dua dari tiga member dengan tubuh terimut di Hey! Say! JUMP muncul dengan kostum Yankumi-sensei dari Gokusen—siapa lagi kalau bukan Arioka Daiki dan Chinen Yuuri. Kouta, Daiki, Yuya, maupun Yuuri memainkan sebuah drama singkat yang penuh humor berbau dorama yang dibintangi Yuya, Gokusen 3. Mereka mengucapkan dialog-dialog yang memang sudah mereka hafalkan sebelumnya dan melakukan aksi-aksi panggung yang memang sudah tertera dalam skenario.
Seruan-seruan penonton semakin menjadi ketika Yuuri menempatkan kedua tangannya pada kedua bahu Yuya dan berjinjit. Kemudian semakin memajukan wajahnya sendiri mendekati wajah pemuda yang lebih tua darinya. Tentu saja itu membuat mereka berdua terlihat seperti akan berciuman. Tapi tentunya itu tidak akan menjadi ciuman sungguhan—karena itu memang cuma skenario. Yuya langsung memalingkan wajahnya yang sudah dihiasi tawa sembari mendorong tubuh mungil Yuuri yang langsung ditangkap Daiki. Dan drama singkat itu pun berlanjut semakin meriah dengan kedatangan Hikaru yang memerankan karakter Kinpachi-sensei dan trio B.I. Shadow.
.
(backstage)
Ryosuke sedang sibuk memainkan sebuah topi berbentuk sapi yang akan ia pakai saat menyanyikan lagu selanjutnya. Ia mendengar dialog yang diucapkan teman-teman segrupnya di panggung juga teriakan histeris penonton. Tidak perlu melihat langsung pun, ia sudah tahu apa yang sedang terjadi di panggung. Tentu saja ia bahkan sudah hafal setiap gerakan yang akan dilakukan teman-temannya di panggung saat ini.
Pemuda bermarga Yamada itu mengeratkan genggamannya pada topi di tangannya saat mendengar teriakan histeris penonton. Ia memejamkan matanya sambil berusaha berkonsentrasi untuk tidak memikirkan apa yang sedang terjadi di panggung. Tapi itu sulit. “Tenang Ryosuke... Itu cuma skenario...” gumamnya pada dirinya sendiri
“Yama-chan, doushita?” sebuah tepukan ringan mendarat di pundak Ryosuke, ia kenal suara itu.
“Nandemonai. Mungkin hanya sedikit gugup.” ia menjawab pertanyaan itu sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal
“Uso. Mana mungkin kau gugup sampai segitunya,” sang penanya, Yuto, menunjuk topi malang yang jadi korban cengkraman Ryosuke
“Daijoubu dayo...” Ryosuke beranjak dari posisi duduknya dan langsung pergi meninggalkan Yuto yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya.
.
“Dareka no kotae janaku,”
Kalimat itu dinyanyikan dengan merdu oleh Ryosuke dan Yuya. Yuto dan Keito mengambil inisiatif dengan maju ke depan bersama dengan dua orang yang sedang bernyanyi itu. Yuto dengan tingkah childishnya menarik-narik lengan Yuya yang menanggapinya dengan senyuman. Sedangkan Keito dengan santai merangkul pundak Ryosuke yang langsung dibalas dengan rangkulan juga.
“karada de kanjitai...”
Lagu terus berlanjut hingga akhirnya kalimat terakhir pun meluncur mulus dari sepuluh mulut pemuda tampan yang tergabung dalam satu grup boyband itu. Ryosuke tersenyum lebar mengakhiri lagu itu dengan menunjukkan kedua tangannya yang berpose peace pada penonton yang masih sibuk berteriak histeris.
Musik pun berganti menjadi intro dari single pertama grup Hey! Say! 7. Yuto dan Yuuri berjalan mendekat sambil merentangkan tangan mereka seolah-olah akan berpelukan. Semakin dekat, semakin dekat, semakin dekat, hingga akhirnya kedua tubuh mereka hanya berjarak beberapa inchi saja. Yuto pun sudah menunduk dan Yuuri sedikit mendongakkan wajahnya—yang otomatis membuat wajah mereka berdua semakin dekat. Kemudian keduanya segera saling mejauhkan diri dengan senyuman terpampang di wajah mereka.
“Kimi wa sono mama ga ichiban...” mereka berdua meredam jeritan-jeritan histeris fans mereka dengan satu kalimat yang melantun mulus, “Say!” Dan sekali lagi Hey! Say! JUMP pun menyihir para penonton untuk ikut bernyanyi dan bergoyang mengikuti irama lagu mereka yang ceria.
.
3 hours later
Kesepuluh pemuda tampan itu memang tinggal di satu rumah yang sama. Rumah itu tergolong cukup besar dan mewah. Tentunya dengan lima kamar tidur, tiga kamar mandi, ruang tengah yang nyaman, ruangan untuk menyimpan alat musik, dapur dan pantry yang keren, ruang makan yang besar, dan halaman rumah yang luas. Keterbatasan kamar tidur membuat mereka harus saling berbagi—satu kamar ditempati oleh dua orang.
Malam itu di kamar yang ditempati Ryosuke dan Yuya, pemuda yang bermarga Yamada itu sibuk mondar-mandir di depan tempat tidurnya. Yuya, yang sedang asyik mendengarkan lagu dari iPodnya pun akhirnya terusik juga dengan tingkah teman sekamarnya. “Yama-chan, daijoubu ka?”
Sang pemilik nama tak langsung merespon, ia terdiam dulu sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan pemuda yang lebih tua darinya itu, “E-eh, daijoubu desu...”
“Kalau begitu duduk dan diamlah. Kau membuatku pusing tahu!”
“Gomen ne...” Ryosuke pun mengikuti kata-kata teman sekamarnya dan mengambil tempat duduk di atas sebuah single sofa berwarna merah di kamar itu. Namun mengubah posisinya menjadi duduk tidaklah mengurangi kegelisahan yang terpancar di wajah pemuda berpipi chubby itu—dan tampaknya onyx Yuya melihat hal itu.
“Kau lapar ya?” tanya Yuya
Ryosuke menggeleng, “Kenapa tiba-tiba bertanya begitu? Bukannya kita tadi baru makan yakiniku?”
“Satu; biasanya kau terlihat gelisah seperti itu kalau kau lapar, dua; bukannya porsi makanmu itu memang besar ya? Lihat saja pipimu!” Yuya mengakhiri jawabannya dengan sedikit tawa sambil menunjuk pipi Ryosuke
“Urusai! Aku sedang tidak lapar!” sergah Ryosuke dengan sedikit ketus sebelum ia bangkit dari posisinya dan berjalan keluar kamar diiringi suara pintu terbanting cukup keras.
“Lah, kok malah dia yang marah?” gumam Yuya pada dirinya sendiri sebelum ia kembali menyibukkan diri dengan iPodnya.
.
Pemuda bermarga Yamada itu berjalan ke dapur untuk mengambil sebotol air dingin. Ia menenggak air dingin itu dan menghela nafas. Ia kembali memikirkan konser JUMP-ing Tour tadi. Otaknya terus memutar kejadian-kejadian yang paling tidak ingin diingatnya. Ah, kenapa Yuuri harus banyak memberi fanservice sih? keluhnya dalam hati.
“Yama-chan?” Ryosuke langsung membuka kedua kelopak matanya ketika mendengar seseorang memanggil namanya
“Chii?”
“Kau belum tidur?” tanya Yuuri
“Kau bisa lihat sendiri, kan?” jawab Ryosuke dingin sambil mengangkat kedua bahunya bersamaan
Yuuri hanya terdiam mendengar jawaban yang dilontarkan Ryosuke. Ia menatap onyx lawan bicaranya lekat-lekat. “Kenapa kau selalu bersikap dingin padaku sejak tadi sore? Apa aku punya salah padamu?” tanya pemuda yang lebih pendek
“Iie,” jawab Ryosuke masih dengan nada yang dingin
“Kalau aku tidak punya kesalahan apapun padamu, kenapa kau terus bersikap dingin padaku—hanya padaku?” tanya pemuda bertubuh mungil itu lagi dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Ryosuke menggelengkan kepalanya ia sedikit panik melihat mata Yuuri yang berkaca-kaca, “A-aku... hanya...”
“Kalau begitu... apa kau membenciku?” bisik Yuuri memotong perkataan Ryosuke, setetes bulir air mata sudah mengalir di pipinya. Melihat itu, Ryosuke semakin kalang-kabut dan kata-kata yang hendak ia ucapkan pun seakan tertahan di tenggorokannya.
“Gomen ne...” pemuda yang lebih muda kembali berbisik, kali ini ia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Sungai-sungai air mata sudah membentuk jalurnya sendiri di pipi pemuda bermarga Chinen itu.
Tanpa diduga, jari telunjuk Ryosuke kini sedang berusaha menghapus bulir-bulir air mata yang terus turun dari onyx Yuuri. “Sssh... Jangan menangis...” bisiknya lembut
Sayangnya tindakan yang dilakukan Ryosuke malah semakin memicu tangis Yuuri. Pemuda mungil itu semakin terisak sambil menundukkan kepalanya. Kedua tangannya ia gunakan untuk menggosok kedua matanya yang masih mengeluarkan air mata. Ryosuke semakin panik. Ia takut tangis Yuuri terdengar oleh penghuni rumah yang lain. Jika mendengar suara tangis tentunya mereka akan penasaran dengan apa yang terjadi dan datang ke sini kan? Ryosuke tentunya tak ingin hal seperti itu terjadi. Apa yang akan ia katakan pada teman-temannya yang lain jika mereka menanyakan alasan Yuuri menangis?
Ryosuke hanya bisa memutar otaknyauntuk menghentikan tangis Yuuri yang semakin mengeras. Refleks, tangannya langsung mendekap erat pemuda yang lebih muda darinya itu sambil menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkannya. “Ssssh... Sudah dong, jangan menangis lagi...”
Pemuda bermarga Chinen itu langsung  menenggelamkan wajahnya yang sudah basah oleh air mata ke dada orang yang memeluknya. Sedangkan Ryosuke, ia membiarkan t-shirt biru muda yang sedang ia kenakan basah oleh air mata orang yang ada di pelukannya. Tangan Yuuri beberapa kali memukul dada Ryosuke, kemudian meremas t-shirt yang dikenakan pemuda yang lebih tua beberapa bulan darinya itu.
“Hiks... Yama-chan wa... hiks... hidoi...” gumam Yuuri di sela-sela tangisnya. Sayangnya gumaman itu masih terdengar oleh sang pemilik nama
“Doushite?” tanyanya tanpa melonggarkan pelukannya
Butuh waktu beberapa saat bagi Yuuri untuk menjawab pertanyaan itu. Ia mencoba menghentikan tangisannya terlebih dahulu dan mengatur nafasnya. Pemuda bertubuh mungil itu mencoba melepaskan diri dari pelukan Ryosuke dan menatap onyx orang yang masih memeluknya.
“Kau memperlakukanku dengan dingin dan membenciku.” Ryosuke terlihat hendak mengatakan sesuatu, tetapi Yuuri memotongnya, “Lalu kau memperlakukanku dengan sangat lembut.” Kali ini Ryosuke hanya terdiam menatap pemuda mungil yang kini menundukkan kepalanya, “Kau membuatku sulit untuk melupakanmu, Yama-chan...”
Ryosuke mempererat pelukannya kembali, “Kalau begitu jangan lupakan aku,”
“Eh?”
“Aku tidak pernah membencimu kok,”
“Lalu kenapa...”
“Aku hanya kesal.” Kedua pemuda itu saling mengadu kedua pasang onyx mereka, “Karena banyak sekali fanservice yang kau berikan di konser tadi.”
“Kau... cemburu?” tanya Yuuri. Ryosuke tidak menjawabnya, ia hanya membuang muka. Namun Yuuri tahu apa maksudnya saat melihat rona kemerahan di wajah pemuda yang lebih tua darinya itu.
“Aku juga kok!” kata Yuuri tiba-tiba
“Maksudmu?”
“Aku juga cemburu sekali! Sepertinya kau senang dirangkul Keito saat menyanyikan lagu Bouken Rider.” Yuuri menusukkan jari telunjuknya ke dada Ryosuke
“Bukan begitu... Kami kan hanya teman saja. Lagi pula kalau aku memang senang, kau mau aku mati dicincang Yuto? Hahahahahaha...” Yuuri tersenyum menanggapi jawaban Ryosuke, “Jadi, kita tidak putus kan?”
“Memangnya kapan kita jadian?” tanya Yuuri dengan wajah polosnya
“Dasar kau inii!” Ryosuke mencubi kedua pipi Yuuri keras-keras
“Iya... iya... gomen... aku hanya bercanda...” kata pemuda bermarga Chinen itu sambil mencoba melepaskan cubitan maut kekasihnya, “Tentu saja kita tidak putus, baka!” Ryosuke tersenyum dan melepaskan cubitannya
“Pipiku sakit...” rajuk Yuuri sambil memegangi pipinya yang memerah akibat dicubit oleh Ryosuke
“Mana? Sini kuobati...” tanpa aba-aba Ryosuke langsung mendaratkan bibirnya di kedua pipi Yuuri, kontan tindakan itu semakin membuat kedua pipi pemuda itu memerah.
“Arigatou, Yama-chan...”
.
“Hee... ternyata begitu masalahnya... Berarti salahku juga dia kesal sendiri. Nanti aku harus minta maaf padanya.” gumam Yuya pada dirinya sendiri sebelum meninggalkan pintu dapur dan kembali ke kamarnya.
.
.
.
THE END

SPYAIR - Japanication Lyrics


Kotoba hitotsu no chiisai imi mo
Sutezu ni kimi ni tsutaereba…
Tomarenai togirenai toki no naka demo
Kimi to wakariatte itai

JAPANIKEESHON issai nogasanai
DISUTOOSHON kimi ni hibiite
Me no mae ga ima hikari tozashite mo
Tomorrow ni utaeba nanika ga kawaru darou


Zutto MEERU dake ja hontou no kanjou ga
Aimai ni natte ichi BITTO mo
Kimi ni todokanai
Konna futoumei na sekai no ue de
Kotoba ga hoshikatta

JAPANIKEESHON issai nogasanai
DISUTOOSHON kimi ni hibiite
Me no mae ga ima hikari tozashite mo
Tomorrow ni utaeba nanika ga kawaru darou

SUTEEJI kara naru shougeki on
Sekai ga kawaru MESSEEJI sei
SUTEEJI wa jibun no shoumei de
Kotoba massugu tsutaware

Nee kikeru? Ima hibiiteru?

JAPANIKEESHON issai nogasanai
DISUTOOSHON kimi ni hibiite
Me no mae ga ima hikari tozashite mo
Tomorrow ni utaeba nanika ga kawaru darou

14/07/12

Arashi - Sakura Sake Lyrics


ROMAJI
Wow Wow
Nigirishimetate ga nani ka iu
Kakedasebama ni au sato
Konbini de zasshi tachi yomishiteta
Kinou no boku ni bye bye

Hashiridashita machi no oto wa kansei no you

Sakurasake boku no mune no naka ni
Mebaeta na mo naki yumetachi
Furimuku na ushiro ni wa
Asu wa nai kara mae o muke

Wow Wow
Ekimae de dare ka utatteiru
Sore wa kimi no suki na uta
Tooku hanaretemo keshite kienai
Dakara wakare janai

Itsuka futari nozomu basho de meguriaitai

Sakurasake kimi no mune no naka de
Yureteita chiisana tsubomi yo
Makenai you ni
Kujikenai you ni ima utau kara

Mirai nante sa sugu ni kawaru kaete miseru

"Migi he narae" kara fumidasu kono ippo wo
utta ten ga wakeru kekka in to you (That's right)
Dakara shittokou ikiru hinto wo
kasumu shinkirou sura mo tsukamu ikioi (wow wow)

Ima makeba tane hana sakasu (wow wow)
yatta ato iu nara mada wakarunda (wow wow)
Sou sorya jikan nante no wa kakaru (wow wow)
haru ni wa ookina hana wo sakasu

meguriaitai kanarazu

Sakurasake kimi no mune no naka de
Yureteita chiisana tsubomi yo
Makenai you ni
Kujikenaiyou ni ima utau kara

Sakurasake boku no mune no naka ni
Mebaeta na mo nakiyumetachi
Furimuku na ushiro ni wa
Asu wa naikara mae e mae e

Wow Wow

ENGLISH

Your hand in mine tells me something
It says there’s still time if I start running now
Bye-bye to the person I was yesterday
Who just stood in the convenience store reading the magazines

The sounds of the city as I start running
Sound like cheers

Let the cherry blossoms bloom in my heart
Where nameless dreams have budded
Don’t look back, you won’t find tomorrow behind you
Look forward

There’s someone singing outside the station
They’re singing your favourite song
Even if we’re far apart, it’ll never disappear
So this isn’t goodbye

I want to see you again someday
In the place we want to be

Let the cherry blossoms bloom inside you
Where a little bud has been swaying
I’ll be singing
To keep you from being defeated, to keep you from giving up

The future can change right away
I’ll change it

Where you go I follow, so I’m taking this step
This ends up being the division between shadows and light

So I’ll find a hint to living
I’ll even grasp at a hazy mirage with all my might

If I sow the seeds now, flowers will grow
If you say it after doing it, you’ll still know
Yeah, it takes time
But in spring you’ll grow big flowers

I want to meet you again, no matter what

Let the cherry blossoms bloom inside you
Where a little bud has been swaying
I’ll be singing
To keep you from being defeated, to keep you from giving up

Let the cherry blossoms bloom in my heart
Where nameless dreams have budded
Don’t look back, you won’t find tomorrow behind you
Forward, forward