19/08/10

Guruku

Banyak yang bilang kalau guru yang menyenangkan itu adalah guru yang cara ngajarnya ga ngebosenin, bisa bercanda, asik diajak ngobrol, dan penganut aliran sersan alias serius tapi santai. Dan banyak juga yang bilang, kalau guru bimbel itu biasanya (atau harusnya) memenuhi syarat-syarat tadi. Tapi ternyata ga juga tuh.
Aku dan beberapa orang temanku baru aja membicarakan hal ini tadi pagi. Ternyata ada juga guru bimbel yang ngajar di sekolahku untuk ngegantiin guruku yang lagi cuti melahirkan (Bu Y) dan ga memenuhi syarat-syarat tadi. Padahal biasanya guru-guru di sekolahku gokil-gokil dan asik dijadikan teman.
Sebut aja guruku ini Pak M. Aku akui, awalnya Pak M ini aku anggap menyenangkan. Soalnya sering bercanda dan sering ngasih tips dan trik--apalagi mata pelajaran yang diajar sama Pak M ini adalah mata pelajaran yang umumbya ga disukai sama anak sekolah. Tapi, ada satu peraturan Pak M yang bikin aku ga nyaman: GA BOLEH NULIS WAKTU PAK M LAGI NGOMONG.
Awalnya, aku dan teman-teman memaklumi peraturan itu, soalnya Pak M sendiri ngasih alasan yang logis, yaitu: "Menulis bisa membuat konsentrasi kalian terpecah dan kalau kalian ga konsen dengerin bapak, bisa-bisa pelajaran ga ada yang masuk ke otak kalian." (kurang lebih kata-katanya gitu). Kami pun ga ada yang protes karena itu.
Tapi, lama-lama aku ngerasa ga nyaman. Soalnya temenku (sebut aja S) selalu ditegur, padahal dia sama sekali ga nulis--bahkan megang pensil pun engga. Awalnya sih tanggapan S hanya, "Apa sih pak? aku kan ga ngapa-ngapain", tapi makin lama (mungkin gara-gara kesal juga) nada bicara S makin menunjukkan rasa kesal. Yah, aku juga jadi ikutan merasa ga nyaman, terutama karena aku duduk di belakang S dan kadang Pak M suka memanggil S dengan nama depanku.
Temenku yang lain (sebut aja I) juga pernah cerita tentang ini. Katanya, "Masa aku dimarahin sama Pak M gara-gara gambar-gambar? Padahal kan justru itu cara aku buat ngertiin pelajaran!" Awalnya, aku hanya bilang kalau itu peraturan peraturannya Pak M, jadi mau ga mau harus diturutin. Tapi, yah, kalau mengingat temenku S atau temenku R dan N yang juga sering ditegur tanpa alasan--aku jadi merasa kurang suka sama Pak M, apalagi gara-gara tegurannya yang ga beralasan itu, aku malah jadi kehilangan konsentrasi.
Lama-kelamaan peraturan "GA BOLEH NULIS WAKTU PAK M LAGI NGOMONG" berubah jadi "GA BOLEH MEGANG PENSIL WAKTU PAK M LAGI NGOMONG". Soalnya aku sendiri pernah ditegur gara-gara megang pensil. Ceritanya gini, waktu itu Pak M lagi ngejelasin materi, terus Pak M bilang: "Nah, sekarang catet dulu!" ya udah, aku dan temen-temen sekelasku mulai ngeluarin alat tulis dan mencatat materi yang ada di papan tulis.
Beberapa menit kemudian, Pak M nanya, "Udah selesai nyatetnya?"
terus aku dan temen-temenku jawab, "Udah Pak..."
udah gitu Pak M ngelanjutin penjelasannya. Nah, waktu Pak M lagi ngomong, aku masih megang pensil (tapi sebenernya aku merhatiin).
Tiba-tiba Pak M teriak, "JANGAN ADA YANG NULIS!" katanya sambil mukul mejaku pake penggaris kayu.
Terus aku bilang, "Aku ga nulis kok pak!"
"Ya, jangan nulis!" kata Pak M sambil mukul mejaku pake penggaris kayu lagi. Udah gitu Pak M ngelanjutin materi lagi.
Ah, padahal aku kan merhatiin. Padahal aku kan hanya megang pensil doang. Emang megang pensil aja ga boleh ya? Makanya, jadi guru jangan suka berprasangka buruk dong!

Nah, berdasarkan pengalamanku itu (yang terulang sampai beberapa kali), aku jadi kurang suka sama Pak M. Padahal lumayan banyak juga anak di kelasku yang suka banget sama Pak M.
Kalau yang lain pengen supaya Pak M jadi guru tetap, aku dan beberapa orang temenku pengen Bu Y cepet-cepet balik dari cutinya dan ngajar lagi. Supaya kami ga diajar lagi sama Pak M.


(Note: Nama asli yang ada di sini hanya namaku, Nurul. Selebihnya bukan nama asli.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar