Hari ini kesel banget. Soalnya untuk kedua kalinya selama SMA sakit hati banget gara-gara kata-kata wali kelas. Kalau 2 tahun lalu, waktu kelas 10, wali kelas aku bilang, "Sejak jadi wali kelas kelas ini saya jadi sial." Sekarang wali kelas di kelas 12 ini aku bilang, "Saya jadi wali kelas kelas ini adalah suatu musibah."
Jujur, sakit banget dibilang kaya gitu. Artinya beliau bilang semua anak kelas aku adalah musibah bagi dia. Emangnya seburuk apa sih anak-anak kelas aku? Apa kami sampai membunuh? Atau mungkin merampok? Mendatangkan wabah penyakit? Ga kan. Cuma sekedar kenakalan anak sekolah yang pasti ditemukan di seluruh Indonesia, bahkan mungkin dunia; ngobrol saat pelajaran, telat, bolos--walaupun dilakukannya oleh oknum, bukan semua murid di kelas.
Okelah kalau hanya marah karena hal-hal kaya gitu. Kita pun masih nerima karena itu memang baik dan bersifat membina. Kalau sampai bilang kami musibah atau bawa sial? Cukup keterlaluan kalau menurut aku. Menurut pendapat pribadi, kurang pantas bagi seorang guru, apalagi wali kelas, bilang hal-hal kaya gitu. Bukannya tugas wali kelas untuk membina anak-anak kelasnya? Bukan ngatain kalau mereka musibah atau nyalahin anak-anak yang biasanya ga bermasalah dan muji-muji anak yang suka telat bahkan bolos karena beliau ga tau tentang hal itu. Buat aku sendiri, itu malah bikin semangat berkurang.
Hampir semua cowo di kelas aku emang termasuk "anak-anak bandel" yang punya masalah sama guru (baik dalam hal presensi, sikap, atau nilai.) Tapi bukan berarti semua anak di kelas kaya gitu kan? Bahkan wali kelas aku gamau repot-repot bilang "oknum" atau "sebagian", yang ada hanya "kelas ini" dan "semuanya".
Sedihnya beliau bilang, "Di kelas ini memang bandel semua. Suka bolos, pelit, ga pernah menghargai guru, pokoknya guru-guru banyak yang laporan ke saya tentang kelas ini. Memang di kelas ini anak baiknya hanya 1-2 orang." Aku sedih banget dengernya. Rasanya kaya ga dianggap banget. Bukan berarti aku nganggap aku anak baik banget, tapi kalau dibandingkan sama mayoritas cowo bandel di kelas (atau geng yang isinya "cewe cantik") aku sama beberapa temenku termasuk yang biasa-biasa aja dalam artian ga punya masalah sama guru secara personal.
Aku bingungnya kenapa wali kelas aku tuh susah banget ngeliat sesuatu dan ngedengerin orang lain, dalam hal ini anak-anak kelas aku.
Kaya yang tadi aku bilang, menurut pendapat aku, tugas wali kelas adalah membina anak-anak kelasnya suapaya jadi lebih baik. Dan karena setiap anak itu berbeda, otomatis metode pembinaannya pun bisa jadi beda untuk tiap anak. Ada yang hanya dikasih tau kaya biasa, ada yang mungkin harus secara personal, dll. Intinya setiap anak butuh dimengerti supaya lebih mudah untuk membinanya (menurut aku wali kelas aku tahun lalu cukup sukses dalam hal itu.)
Yah, tapi itu kan opini aku aja. No offense kok. Cuma sekedar curhat doang (btw aku bahkan curhat sama guru BK tentang hal ini, well, suatu hal yang ga pernah aku lakuin di SMA.) Semoga aku masih dikasih kesabaran buat ngejalanin ini semua. Amiiin....
Jujur, sakit banget dibilang kaya gitu. Artinya beliau bilang semua anak kelas aku adalah musibah bagi dia. Emangnya seburuk apa sih anak-anak kelas aku? Apa kami sampai membunuh? Atau mungkin merampok? Mendatangkan wabah penyakit? Ga kan. Cuma sekedar kenakalan anak sekolah yang pasti ditemukan di seluruh Indonesia, bahkan mungkin dunia; ngobrol saat pelajaran, telat, bolos--walaupun dilakukannya oleh oknum, bukan semua murid di kelas.
Okelah kalau hanya marah karena hal-hal kaya gitu. Kita pun masih nerima karena itu memang baik dan bersifat membina. Kalau sampai bilang kami musibah atau bawa sial? Cukup keterlaluan kalau menurut aku. Menurut pendapat pribadi, kurang pantas bagi seorang guru, apalagi wali kelas, bilang hal-hal kaya gitu. Bukannya tugas wali kelas untuk membina anak-anak kelasnya? Bukan ngatain kalau mereka musibah atau nyalahin anak-anak yang biasanya ga bermasalah dan muji-muji anak yang suka telat bahkan bolos karena beliau ga tau tentang hal itu. Buat aku sendiri, itu malah bikin semangat berkurang.
Hampir semua cowo di kelas aku emang termasuk "anak-anak bandel" yang punya masalah sama guru (baik dalam hal presensi, sikap, atau nilai.) Tapi bukan berarti semua anak di kelas kaya gitu kan? Bahkan wali kelas aku gamau repot-repot bilang "oknum" atau "sebagian", yang ada hanya "kelas ini" dan "semuanya".
Sedihnya beliau bilang, "Di kelas ini memang bandel semua. Suka bolos, pelit, ga pernah menghargai guru, pokoknya guru-guru banyak yang laporan ke saya tentang kelas ini. Memang di kelas ini anak baiknya hanya 1-2 orang." Aku sedih banget dengernya. Rasanya kaya ga dianggap banget. Bukan berarti aku nganggap aku anak baik banget, tapi kalau dibandingkan sama mayoritas cowo bandel di kelas (atau geng yang isinya "cewe cantik") aku sama beberapa temenku termasuk yang biasa-biasa aja dalam artian ga punya masalah sama guru secara personal.
Aku bingungnya kenapa wali kelas aku tuh susah banget ngeliat sesuatu dan ngedengerin orang lain, dalam hal ini anak-anak kelas aku.
Kaya yang tadi aku bilang, menurut pendapat aku, tugas wali kelas adalah membina anak-anak kelasnya suapaya jadi lebih baik. Dan karena setiap anak itu berbeda, otomatis metode pembinaannya pun bisa jadi beda untuk tiap anak. Ada yang hanya dikasih tau kaya biasa, ada yang mungkin harus secara personal, dll. Intinya setiap anak butuh dimengerti supaya lebih mudah untuk membinanya (menurut aku wali kelas aku tahun lalu cukup sukses dalam hal itu.)
Yah, tapi itu kan opini aku aja. No offense kok. Cuma sekedar curhat doang (btw aku bahkan curhat sama guru BK tentang hal ini, well, suatu hal yang ga pernah aku lakuin di SMA.) Semoga aku masih dikasih kesabaran buat ngejalanin ini semua. Amiiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar